Pengalaman Nyata Pakai Samsung Galaxy S24 Ultra: Bukan Sekadar Smartphone Flagship
- Get link
- X
- Other Apps
Seluruh pengujian dilakukan secara nyata tanpa skenario buatan. Saya juga mengacu pada hasil benchmark independen dan insight komunitas pengguna aktif di Reddit dan XDA. Artikel ini ditujukan untuk Anda yang ingin tahu, apakah flagship seharga belasan juta rupiah ini memang sepadan — baik dari sisi teknologi, kegunaan, maupun kenyamanan jangka panjang.
Desain dan Ergonomi: Tangkas, Tapi Berkelas
Galaxy S24 Ultra tetap membawa bahasa desain premium khas Samsung, dengan frame titanium baru yang terasa lebih ringan dari pendahulunya. Layarnya tetap besar: Dynamic AMOLED 6,8 inci dengan refresh rate 1–120Hz yang adaptif.
Apa bedanya dengan generasi sebelumnya? Bezel lebih tipis, lebih nyaman digenggam, dan tidak terasa “bulky” meskipun tetap besar. Bagian terbaiknya: bobotnya kini 232 gram — lebih ringan tapi tetap solid. Saya sering menggunakan ponsel ini tanpa case saat sesi foto ringan, dan permukaannya tidak mudah licin. Sensor fingerprint di bawah layar juga lebih responsif.
Kamera: Bukan Sekadar Megapixel
Sensor utama 200MP pada S24 Ultra bukan cuma gimmick. Selama pengujian lapangan (termasuk malam hari di luar kota), hasil fotonya konsisten: tajam, minim noise, dan punya dynamic range yang impresif.
Fitur Nightography diperbarui, dan kini mampu menangkap lebih banyak cahaya tanpa over-processing. Kamera 5x telephoto yang baru menggantikan 10x zoom dari S23 Ultra — awalnya saya skeptis, tapi hasilnya justru lebih fleksibel. Zoom 5x punya aperture lebih besar, artinya hasil lebih terang di kondisi low light. Cocok untuk dokumentasi event, seperti peluncuran produk atau konser kecil.
Saya juga bandingkan hasil kamera S24 Ultra dengan iPhone 15 Pro Max saat memotret objek bergerak — hasil dari Samsung lebih tajam dan minim motion blur, berkat shutter speed yang lebih cepat secara default. Untuk saya yang sering ambil foto behind-the-scenes, ini benar-benar membantu.
Performa dan Multitasking
Didukung Snapdragon 8 Gen 3 for Galaxy dan RAM 12GB, perangkat ini menangani multitasking berat tanpa hambatan. Saya sering membuka 5–6 aplikasi berat sekaligus: Adobe Lightroom, CapCut, WhatsApp Business, Trello, dan Chrome dengan 10 tab. Tak sekali pun mengalami lag berarti.
Samsung DeX
juga jadi nilai plus. Saya mencobanya di monitor 27 inci dengan koneksi HDMI, dan hasilnya: pengalaman desktop sungguhan. Saya bisa mengedit dokumen, membalas email, dan drag-drop file secepat kerja di laptop. Cocok banget untuk pekerja kreatif atau profesional mobile seperti saya.
Fitur AI: Hype yang Memang Terpakai
Banyak fitur AI di S24 Ultra yang awalnya terdengar gimmick — tapi ternyata berguna. Misalnya:
-
Transcript Assist: Saya gunakan saat wawancara lapangan. Cukup rekam audio, lalu sistem secara otomatis membuat transkrip — akurat hingga 90% dalam bahasa Indonesia.
-
Circle to Search with Google: Ini berguna saat saya menemukan gambar produk di Instagram dan ingin tahu mereknya. Tinggal lingkari, dan hasil pencarian muncul otomatis.
-
Instant Slow Mo: Fitur ini memungkinkan saya membuat slow-motion dari video biasa, tanpa perlu edit manual. Saya pernah pakai untuk memperlambat gerakan tangan dalam tutorial produk — hasilnya cukup halus untuk kebutuhan sosial media.
AI-nya memang belum sempurna, tapi cukup matang untuk pemakaian nyata. Yang penting, fitur-fitur ini tidak memaksa aktif dan bisa dimatikan sesuai preferensi.
Daya Tahan Baterai dan Pengisian
Baterai 5000mAh di S24 Ultra bukan hanya besar — tapi efisien. Dengan penggunaan intensif (Zoom, browsing, edit video, streaming, dan hotspot), saya bisa mendapatkan screen-on-time sekitar 7 jam.
Dalam mode hemat daya ringan, ponsel ini tahan seharian penuh dengan 30% tersisa saat malam. Charging 45W memang kalah cepat dibanding merek Tiongkok, tapi tetap mampu mengisi 0–70% dalam 30 menit. Wireless charging dan reverse charging juga tersedia.
Konektivitas dan Keamanan
S24 Ultra mendukung Wi-Fi 6E dan konektivitas UWB, yang sangat membantu saat pairing cepat dengan perangkat Samsung lainnya seperti Galaxy Buds atau Galaxy SmartTag. Saya juga sempat menguji fitur Secure Folder untuk menyimpan dokumen sensitif klien — fitur ini memungkinkan enkripsi ganda yang tidak mudah dibobol bahkan jika perangkat hilang.
Sementara itu, update keamanan dijanjikan selama 7 tahun. Ini menjadikan S24 Ultra salah satu investasi gadget paling tahan lama di Android saat ini.
S Pen: Nilai Tambah Nyata
Sebagai kreator konten, saya sangat mengandalkan S Pen untuk membuat sketsa wireframe konten dan koreksi visual dalam brief desain. Latensinya sangat rendah, bahkan saat menggambar di Canva atau Noteshelf.
Saya juga suka fitur “Air Action” yang memungkinkan saya mengganti slide PowerPoint saat presentasi dari jauh, hanya dengan gerakan S Pen. Bagi profesional yang sering presentasi di depan klien, ini sangat membantu.
Ekosistem Samsung dan Komunitas
Saya menggunakan Galaxy Buds2 Pro, Galaxy Tab S9, dan Smart Monitor M8 — semua bisa tersambung dan sinkronisasi otomatis berkat Samsung Ecosystem. File bisa dipindah via Quick Share antar perangkat dengan mudah.
Selain itu, dukungan komunitas pengguna Samsung (lokal maupun global) sangat aktif. Banyak tips dan troubleshooting dibagikan lewat grup Telegram dan forum Samsung Members.
Saya juga menemukan insight menarik dan tidak mainstream seputar S24 Ultra di gadget hyper — termasuk tips penggunaan untuk kebutuhan musiman, hingga rekomendasi aksesori third-party yang jarang dibahas di situs besar.
Samsung Galaxy S24 Ultra bukan sekadar ponsel flagship dengan kamera besar dan performa tinggi. Dengan dukungan ekosistem, fitur produktivitas nyata, dan peningkatan AI yang benar-benar berguna, ini adalah perangkat serba bisa yang cocok untuk profesional modern, kreator konten, hingga pengguna power-user yang tidak ingin kompromi.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment