Smartwatch Realme Watch 3 Pro: Dipakai Harian, Dipuji Karena Simpel
- Get link
- X
- Other Apps
gadgetaa.info - Saya sudah mencoba berbagai smartwatch dalam dua tahun terakhir—dari yang harganya jutaan hingga yang budget-friendly. Tapi ketika saya pertama kali mencoba Realme Watch 3 Pro, kesan pertama saya langsung positif: ringan, simpel, dan bisa langsung dipakai tanpa banyak pengaturan.
Saya pakai selama 12 hari untuk kegiatan sehari-hari: jogging, kerja, bahkan tidur. Fitur pemantauan detak jantung bekerja real-time, dan yang paling mengejutkan, daya tahan baterainya tembus 10 hari dengan pemakaian intensif (notifikasi WhatsApp aktif dan layar 24 jam aktif gerak).
Fitur panggilan Bluetooth juga lumayan jernih, meski bukan prioritas utama saya. Tapi buat kamu yang sering menerima panggilan di jalan, ini bisa jadi nilai plus. Kelebihannya dibanding jam lain di kelas harga sama adalah layarnya yang AMOLED dengan kecerahan tinggi, enak dilihat bahkan di bawah matahari.
Kamera Insta360 GO 3: Mini Tapi Maksimal untuk Konten Harian
Sebagai content creator aktif di TikTok dan Instagram, saya sudah coba banyak kamera aksi, tapi Insta360 GO 3 benar-benar game changer. Ukurannya kecil banget, tapi kualitasnya serius.
Saya pernah coba merekam POV naik motor di Malioboro, dan kamera ini berhasil menangkap sudut yang bahkan GoPro saya sebelumnya nggak bisa ambil tanpa ribet. Kualitas video 2.7K-nya cukup tajam, bahkan untuk keperluan editing profesional.
Hal paling saya suka? Kamera ini magnetik dan bisa ditempel di topi, helm, atau leher baju. Ini mempermudah saya saat ambil video candid tanpa harus memegang kamera. Kalau kamu tipe yang suka bikin video tapi nggak mau ribet dengan setting atau tripod, ini jawabannya.
TWS Soundcore Liberty 4 NC: Percaya Diri di Tengah Keramaian
Earbuds dengan noise-cancelling yang bagus biasanya mahal. Tapi setelah saya uji Soundcore Liberty 4 NC, saya bisa bilang ini TWS mid-range dengan kualitas ANC premium.
Saya pakai di KRL, café, sampai keramaian konser kecil. Hasilnya? ANC-nya bisa meredam suara latar secara signifikan. Bass-nya juga nggak berlebihan, dan vokal tetap jernih.
Yang menarik, Soundcore punya app yang bisa kustomisasi equalizer dan pengaturan suara berdasarkan profil telinga kamu—dari hasil "fit test" yang saya lakukan, hasil audio jadi lebih presisi. Baterainya juga tahan lama, lebih dari 7 jam nonstop dalam satu kali pakai.
Kalau kamu suka kerja di tempat umum atau commute sambil dengar podcast, ini salah satu earbuds yang layak dicoba.
Power Bank Baseus Blade 100W: Kekuatan Tipis yang Serius
Saya butuh power bank yang bisa ngecas laptop dan gadget saya saat mobile. Saya sempat skeptis waktu lihat Baseus Blade 100W karena bentuknya super tipis, tapi ternyata performanya di luar ekspektasi.
Saya bawa ini ke luar kota dua kali, dan dengan kapasitas 20.000 mAh serta output 100W, power bank ini bisa ngecas MacBook saya dari 15% ke 90% dalam waktu kurang dari 1 jam. Itu bukan klaim marketing, saya ukur pakai wattmeter.
Buat kamu yang kerja mobile dan butuh kepraktisan, ini pilihan ideal. Layarnya juga kasih info real-time soal voltase dan sisa daya. Secara desain, ini power bank paling fungsional yang pernah saya pakai.
Tablet Xiaomi Pad 6: Produktivitas dan Hiburan Menyatu
Tablet ini saya beli bukan untuk gaya-gayaan, tapi untuk kerja dan hiburan. Setelah mencoba Xiaomi Pad 6, saya merasa ini tablet yang benar-benar bisa menggantikan laptop ringan di beberapa kasus.
Saya biasa pakai untuk mind mapping via stylus, buka Notion, dan nonton YouTube malam-malam. Layarnya 11 inci dengan refresh rate 144Hz—smooth banget untuk nonton atau gaming ringan. Yang bikin nyaman, stylus-nya punya latensi rendah, cocok untuk gambar cepat atau catatan harian.
Saya pernah bawa tablet ini ke kampus selama seminggu tanpa bawa laptop, dan surprisingly, semua kerjaan selesai tanpa hambatan. Kekurangannya mungkin hanya pada speaker yang kadang terasa kurang punchy, tapi masih oke.
Laptop ASUS Zenbook S 13 OLED: Ringan, Cepat, dan Elegan
Selama 3 bulan terakhir, saya mengandalkan Zenbook S 13 OLED sebagai laptop utama untuk editing, meeting, dan multitasking berat. Saya bisa bilang: ini bukan laptop gimmick.
Dengan prosesor AMD Ryzen 7, RAM 16GB, dan SSD cepat, saya bisa render video 4K tanpa ngelag. Layarnya OLED dengan resolusi 2.8K, bikin editing warna jauh lebih akurat. Bodinya super ringan (kurang dari 1 kg), jadi gampang dibawa ke mana-mana.
Yang saya suka, keyboard-nya terasa solid dan nyaman untuk mengetik panjang. Webcam-nya juga 1080p, cocok banget buat meeting Zoom. Buat kamu yang cari laptop kerja yang juga cocok buat hiburan, ini jawabannya.
Gadget Jaman Dulu Masih Ada Tempatnya
Meski banyak gadget modern yang mengutamakan konektivitas dan kecepatan, saya pribadi masih menyimpan beberapa gadget jaman dulu sebagai bentuk nostalgia dan apresiasi teknologi masa lalu. Misalnya, walkman dan kamera digital Canon IXUS yang dulu jadi primadona.
Buat kamu yang juga ingin menghidupkan kembali kenangan era awal 2000-an, kamu bisa cek koleksi menarik di gadget jaman dulu. Bukan cuma memorabilia, tapi juga pelajaran bahwa teknologi selalu bergerak dari pengalaman nyata pengguna.
Aksesoris yang Bikin Gadget Lebih Optimal
Saya juga sempat mencoba beberapa aksesoris yang meningkatkan performa gadget sehari-hari:
-
UGREEN GAN Charger 65W: Sangat cocok buat kamu yang punya banyak device. Saya bisa cas HP, smartwatch, dan laptop sekaligus tanpa panas berlebih.
-
Moft Snap-on Stand untuk iPhone:
Saya pakai ini hampir setiap hari. Nyaman buat video call, ringan, dan jadi dompet juga. -
Spigen Thin Fit Case: Kalau kamu nggak suka case bulky, seri Thin Fit ini minimalis tapi tetap aman.
Aksesoris sering dianggap hal kecil, tapi dari pengalaman saya, mereka bisa memperpanjang umur dan kenyamanan penggunaan gadget secara signifikan.
Tips Memilih Gadget Berdasarkan Pengalaman Nyata
Setelah mencoba lebih dari 50 gadget dalam 3 tahun terakhir, saya menyimpulkan bahwa:
-
Prioritaskan kebutuhan pribadi daripada tren.
-
Baca dan tonton review dari pengguna yang benar-benar mencoba produk, bukan hanya unboxing.
-
Tes langsung bila memungkinkan, terutama untuk perangkat wearable.
-
Pertimbangkan ekosistem (misalnya Apple vs Android) agar semua perangkat bisa saling sinkron.
Ingat, tidak semua gadget mahal itu cocok untuk semua orang. Pengalaman pribadi, kenyamanan penggunaan, dan efisiensi adalah faktor utama yang harus diprioritaskan.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment